Poker Online Indonesia

Terkait Peluncuran Rudal Yang Mengarah Kelaut Jepang, Empat Negara Saling Bersiaga

Terkait Peluncuran Rudal Yang Mengarah Kelaut Jepang, Empat Negara Saling Bersiaga


Internasional - Korea Utara berkeras meneruskan program senjata dan nuklirnya yang sudah dikecam oleh komunitas internasional. Meski tidak terlibat langsung dalam ketegangan ini, China justru jadi negara yang diterpa imbas kisruh empat negara ini. 

Aksi terakhir Korea Utara dilancarkan pada awal pekan ini, ketika Unit Hwasong yang "ditugaskan untuk menyerang markas-markas agresor imperialis AS di kontingensi Jepang" meluncurkan empat rudal ke arah perairan Negeri Matahari Terbit.

Peluncuran ini dilakukan seiring dengan latihan bersama gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang dipandang Pyongyang sebagai persiapan serangan ke tanah airnya.

Korsel yang secara formal masih dalam keadaan berperang dengan tetangganya di utara pun sepakat mempercepat implementasi sistem pertahanan peluru kendali yang mereka sepakati dengan AS, sebagai antisipasi ancaman dari pemerintahan Kim Jong-un. 

Sebagian dari rangkaian yang disebut Terminal High Altitude Area Defense atau THAAD tiba di Korea Selatan, sehari setelah peluncuran rudal, dan mulai diimplementasikan. Namun, alih-alih menggentarkan Korut, penerapan senjata pertahanan ini malah membuat gerah China.

Ketegangan ini memang membuat China terimpit oleh kepentingan Korsel, Korut, Amerika dan Jepang.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi meminta Korsel dan AS menghentikan latihan militer dan implementasi THAAD karena kegiatan itu hanya akan memperkeruh suasana. Di saat yang sama, dia juga meminta Korea Utara untuk menghentikan program senjata dan nuklirnya.

"Saran China adalah, sebagai langkah awal, untuk Korea Utara agar menghentikan aktivitas nuklir dan rudalnya, dan untuk AS dan Korea Selatan untuk menghentikan latihan militer skala besarnya," kata Wang.

"Penghentian ganda" itu, kata Wang, akan membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan.

Selain itu, implementasi THAAD dinilai China bisa mengusik kepentingan nasionalnya dan menghancurkan stabilitas keamanan kawasan. Wang menyebut langkah itu sebagai sebuah kesalahan besar.

Beijing menentang keberadaan alat pertahanan AS itu karena sistem radar-nya bisa menembus masuk ke wilayah China, meski Korsel dan AS mengatakan THAAD dikerahkan hanya demi mencegah ancaman Korut.

Serangan balik China langsung dilancarkan pada Korea Selatan, pihak yang memegang kepentingan paling besar di kawasan. Sebagaimana diketahui, meski kerap mengecam program senjata Korut, China tetap menjadi sekutu terpenting bagi negeri terisolasi itu.

Otoritas China menutup setidaknya 20 toko retail perusahaan asal Korsel, Lotte Group, yang menyepakati tukar lahan demi pengerahan THAAD. Lee Hyun-jae, Ketua Partai Saenuri yang berkuasa di Seoul, mengatakan negerinya mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tindakan tersebut.

Tak hanya itu, sejak pengumuman penerapan sistem pertahanan tersebut, sejumlah perusahaan Korea di China mengalami serangan siber, penutupan toko dan denda. Media pemerintah di China bahkan menyerukan boykot terhadap produk-produk Negeri Ginseng.

Walau demikian, China juga menampik tuduhan Presiden AS Donald Trump yang menyebutnya mungkin melakukan tindakan lebih dari itu. Beijing balik menyebut permasalahan dalam kekisruhan ini ada pada Amerika Serikat dan Korea Utara.

Trump berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan pelaksana tugas Presiden Korsel Hwang Kyo-ahn, tak lama setelah peluncuran rudal. Abe kemudian mengatakan ancaman dari Korea Utara telah "memasuki fase baru."

Sementara itu, terlepas dari polemik yang melanda keempat negara dan kritik keras dari komunitas internasional, Korea Utara tetap tetap bersikap tak acuh dan melanjutkan ambisinya menjadi negara berkekuatan nuklir.
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar